Friday, March 28, 2003

Keroncong Pemakaman



Pulang dari pemakamanmu, aku



membawa sekepal lempung

bekas galian liang kuburmu.

Biar beginilah kukenang kesedihanku.

Dulu kita suka menempa mainan

bersama. Gumpal liat lalu jadi apa saja:

hiu, raksasa, huruf X, tentara, biji mata,

kaki kiri, apa saja (kecuali bunga-bunga).



Pulang dari pemakamanmu, aku



melihat langit, ada banyak

sekali julur bentang benang

tanpa layang-layang.

Mungkin beginilah cara engkau

menegur kemuramanku.

Ada sisa kertas minyak, buluh

belum dipotong sama panjang,

lem kanji mengering, eh ada

yang putus (tak sempat mengerang).



Pulang dari pemakamanmu, aku



pulang ke rumah pantai, rumah yang

mengasuh anak-anak imaji kita,

ombak kembali ke laut, pasir

menggambar sendiri: bentuk-bentuk

yang amat kukenal, tapi kini

tak lagi sepenuhnya kumengerti.

Jejakku jekakmu, di sana kejar mengejar.





Mar 2003