Saturday, June 2, 2012

Misalkan Aku Tak Perlu Lagi Berandai-andai

MISALKAN kita di kedai Starbucks, aku akan datang dengan tangan bergetah, tongkat pramuka, dan seekor luwak yang buta.

Misalkan kita di Seven Eleven, aku akan datang dengan pagi yang lapar, dan saku yang gelisah ketika terlalu lama di sekitar mesin kasir.

Misalkan kita di kantor sebuah biro iklan besar, mereka akan bilang di sini malam tak pernah cukup untuk berbagai linimati.

Misalkan aku di matamu, aku akan tahu bagaimana engkau melihatku, dan jika aku menangis, aku harap itu adalah juga tangismu.