Friday, July 31, 2009

Petunia



"KAMI sedang berdoa," kata rekah bunga-bunga itu,
baru saja kita menyiraminya. Mungkin itu semacam
wudhu juga, kataku, pembasuh resah, pembilas rusuh.

"Kami sedang berzikir," kata segar daun-daun itu,
dan yang kering luruh, tak pergi dengan keluh, sebab
ia sempat mendengar doa, sempat menyebut zikir juga.

"Kita?" tanyamu, padaku. Saat itu seperti ada suara
air mengalir, sejuk sekali sepertinya. Aku memastikan
ingatkah engkau pada catatan rencana, beberapa ruas
jalan, sejumlah patahan, sekian tikungan, curam
tanjakan dan benih yang kita tanam yang kini tumbuh
sebagai bunga di beranda, yang baru saja kita sirami,
yang mengajari kita berdoa, mengajak zikir bersama.

Sekering pedih peluh, kita tahu, tak pantas ada keluh.