Wednesday, December 22, 2004

Penyair dan Mitologi Sendiri

[Petikan wawancara Stephen Cape dengan Jorge Luis Borges, dari situs Artful Dodge April 25, 1980]



TANYA: Apakah menurut Anda kata-kata itu punya sejumlah pengaruh yang tak terlepaskan dari kata itu atau dari imaji yang dibawanya?



BORGES: Well ya, sebagai contoh, bila Anda menggubah sebuah soneta, maka, setidaknya dalam bahasa Spanyol, Anda harus menggunakan kata-kata tertentu. Hanya ada sedikit rima. Dan ini tentu saja boleh dipakai sebagai metafor, metafora tertentu, sebab kau harus melekatkan sesuatu pada kata-kata itu. Saya berani mengatakan - ini tentu saja pernyataan yang pukul rata - tapi mungkin kata "moon" dalam Bahasa Inggris akar katanya berbeda dengan kata "luna" dalam Bahasa Latin atau Bahasa Spanyol. Kata "moon" punya bunyi yang seakan tak hilang-hilang. "Moon" adalah kata yang indah. Dalam Bahasa Prancis kata itu juga indah: "lune". Tapi dalam Bahasa Inggris Kuno "moon" adalah "mona". Tak terlalu indah, karena terdiri dari dua suku kata. Dalam Bahasa Yunani lebih tidak indah: "celena". Tiga suku kata. Tapi sekali lagi kata "moon" adalah kata yang indah. Jadi kata-kata itu memberimu inspirasi. Kata-kata punya kehidupannya sendiri.



T: Kata-kata punya kehidupannya sendiri, itu artinya kata lebih penting daripada makna yang bisa ia berikan pada konteks tertentu?



B: Saya kira makna kata lebih kurang tidak relevan lagi. Apa yang penting, atau dua fakta penting yang harus saya katakan adalah emosi dan kata itu terbangkitkan dari emosi. Saya tidak berpendapat bahwa Anda bisa menulis tanpa emosi. Kalau kau paksa juga, hasilnya pasti artifisial, dibuat-buat. Saya tidak suka tulisan sejenis itu. Saya kira apabila ada sebuah puisi memang hebat, maka Anda harus berpikir puisi itu menuliskan dirinya sendiri dan bukan si penyair yang menuliskannya. Puisi harus lahir dengan mengalir lancar.



T: Bisakah seperangkat mitos-mitos digantikan dengan yang lain ketika ia berpindah dari satu penyair ke penyair lain dan tetap memberikan efek puitik yang sama?



B: Saya kira setiap penyair punya mitologinya sendiri. Mungkin dia tak peduli dengan itu. Orang bilang ke saya bahwa saya sudah membangun sebuah mitologi saya sendiri tendang macan-macan, pisau tajam, labirin, dan saya tak sadar dengan dengan kenyataan itu. Pembaca saya menemukan itu setiap kali membaca karya saya. Tapi saya kira, itulah tugas dari penyair. Ketika saya memikirkan Amerika, saya selalu terbayang apa yang dirumuskan oleh Walt Whitman. Kata Manhattan ditemukan untuk dia, bukan?



T: Imaji tentang Amerika yang hebat?



B: Well, ya. Pada saat yang sama, Walt Whitman sendiri adalah sebuah mitos. Mitos tentang seorang manusia yang menulis, manusia yang bernasib sangat buruk, dan dia juga membuat dirinya menjadi seorang pengembara. Saya mencatat Whitman mungkin satu-satunya penulis di bumi ini yang menata dan menciptakan dirinya menjadi sosok mitologis dan seorang dari tiga pribadi dalam Trinitas adalah pembaca, karena ketika Anda membaca Walt Whitman maka engkau adalah Walt Whitman. Dia sudah sampai pada tahap itu, hanya dia yang satu-satunya begitu di bumi ini. Tentu saja Amerika melahirkan pengarang penting di dunia.



T: Bagaimana dengan Lorca?



B: Saya tidak terlalu suka Lorca. Saya tidak suka visual poetry. Semua karyanya visual, dia memainkan metafor-metafor khayalan. Tapi, tentu saja, dia sangat dihormati. Saya kenal dia secara pribadi. Dia tinggal setahun di New York. Dia tidak belajar satu kata pun Bahasa Inggris setelah setahun tinggal di sana. Aneh sekali. Saya pernah ketemu sekali di Buenes Aires. Lalu, saya kira dia sangat beruntung karena mati dieksekusi. Itulah kematian terbaik bagi seorang penyair, bukan? Kematian yang sangat impresif. Lalu Antonio Mucharo menggubah sebuah sajak yang sangat indah untuknya.