pinaremas: sapu tangan pun kau lambaikan lekas-lekas,
sapu tangan sehelai bersulam benang emas, aku tak
sempat menduga, kenapa air mata membulir di sudut
kerlingmu, begitu bernas.
pinda: aku hanya tahu, ada yang masih bisa diubahbaikkan,
disuaibetulkan, tapi itu pun aku ragukan, tapi itu pun tak sempat
aku katakan, digegas lambaimu yang berterusan.
pingai: pucat warna punya kita, teramat muda, kuning pun
nyaris tak ada, hampir putih yang hanya. Aku mengharap
kilauan itu menyemarakkan cahaya. Kilauan itu, sulam emas
di sapu tangan yang makin lunglai kau lambaikan.
pongsu: aku tinggal sendirian, selalu akan begitu, bukan?
busut anak bukit tak cukup punya ketinggian, aku berjingkit
menjaga agar kau tetap dalam jangkauan pandangan,
dalam rawatan kenangan.