Friday, May 1, 2009

Oh, Betapa Subur Tumbuh Luka di Situ



Foto: Martyrdom St Tilden, Jamie Baldridge



SEPERTI bandul pendulum
memutar mesin waktu,
menjeritkan lagu,
kau cari rekaman amat tua:
satu-satunya lagu
saat ibumu mendodoimu.

Kau dulu, begitu ingin
ibumu menyebutmu,
menyanyikan juga namamu.

"Ibu, aku mau beritahu
namaku sekarang padamu, Ibu,"
katamu membungkuk
di piringan waktu itu.

Namamu, oh betapa
sulit kini kau ingat, secarik
kertas harus kau pegang selalu,
kertas bertulisan namamu,
nama yang kau sendiri
tak bisa penuh mengartikannya.

'Ibu,..." katamu. Membungkuk.
Setengah rukuk.
Kau sembunyikan darinya
- bila memang di situ dia ada -
bilah panah yang dilepaskan oleh jam,
tepat di punggungmu tertikam .

Oh, betapa subur tumbuh luka di situ.

"... ingatkan aku dodoimu, Ibu,
biar aku artikan sendiri rindu,
sambil kujeritkan sendiri sakit
: luka waktu."