Thursday, July 22, 2010

Mempelai yang Tak Pernah Kujelang

Kau yang mengunci sunyiku, kau yang tahu apa yang paling kutakuti: keberanian menumbuhi kau, sebagai benih yang tak akan berbuah padamu.

Ladang itu: hati pagiku, tangan siangku, mata petangku, tubuh malamku. Ladang itu: tugal tangisku, tadah hujan airmataku.

Aku seperti menunggu saat meminang: dengan mahar diri sendiri dan seperangkat hidupku ini. Kau: mempelai yang tak pernah kujelang.