AKU daun keladi, kau air. Aku  mungkin bisa membungkus kau, 
tapi hanya lewat akar aku bisa meresapkan kau ke dalam aku. 
Aku Kaci, kau Cindai. Bersanding tentu kita tak padan. Tapi, bila 
kau perkenankan aku mengemasmu, agar kau tak tersentuh debu. 
Aku Punguk, kau Bulan. Rinduku tak pernah akan sampai, tapi bila 
kau purnama, aku bahagia, kau cipta juga bayanganku di tanah itu.  
