MUNGKIN di bibir? Sebab di situ aku gemar menafsir getar getir.
Atau di lengan? Sepasang yang tak cukup panjang, tapi cukup
untuk senantiasa merangkul, membuat redup, gugup degup.
Atau di leher? Yang melingkar jenjang, bagai batang getah, dan
aku penyadap yang tak sampai hati menorehkan luka di sana.
Atau di kening? Sebaris bulu tipis, yang senantiasa menghening.
"Ah, tak usah banyak menebak," katamu, "mari kubacakan,
bait-bait sajak, yang sekian lama di sini rapat kurahasiakan..."