
Foto: KOMPAS/PRIYOMBODO
: Urip "Mbah Surip" Ariyanto
/1/
"ITU dia," kata kawanku, menunjuk padamu.
Kau berjalan - melayang di teduhan taman itu.
"Berat sekali, ia sandang gitar itu," kataku,
semua bunyi terpetik, dan ia simpan di situ.
/2/
IA tidak sedang bernyanyi. Sebenarnya. Dengar,
ia sedang ingin selalu senang. Setelah hari-hari
panjangnya itu jadi kusut. "Itu sebabnya ia
suka tertawa?" Ah, tidak. Ia juga tidak sedang
tertawa. Sebenarnya. Ia hanya harus selalu
memastikan nafasnya masih ada. Masih sisa.
/3/
"ITU dia?" kataku, pada kawanku. Aku menunjuk
padaku dan menunjuk dia juga, pada kawanku itu.