Monday, January 12, 2009

Palestina, 4

: untuk seorang petani di utara Gaza


DI utara Gaza, kami hanya petani biasa
menanam stroberi untuk Eropa, tomat ceri
bagi Turki, kembang krisan untuk Yordan.

Kami tak betah pada Fatah, kami cemas Hamas.

Kami para petani biasa, di Utara Tanah Gaza.
Stroberi kami paling manis se-Palestina!

Dulu, kebun jeruk kami punya. Manis sarinya,
kuning emas kulitnya. Dulu, sebelum datang
buldozer Israel menumbangkan segalanya.

Lalu, kami hanya boleh menanam apa saja
asal jangan menyaingi petani-petani Yahudi.

Maka kami tanam stoberi termanis se-Palestina,
tapi tak kan pernah kami rasakan lagi manisnya.

Dua helikopter Apache Israel melanggar batas
yang mereka gariskan sendiri, menghancurkan
ladang kami, mereka bilang di sana disembunyikan
peluncur roket Qassam, padahal kami hanya
menanam stoberi, tomat ceri dan kembang krisan,

Padahal kami bukan Fatah, bukan Hamas, karena
kami cuma petani, di Utara Gaza, Palestina kami.

Lihat, potret anak kami, teramat muda ketika
ia mati. Dan, dua belas adiknya, tak lagi mau
mendengarkan kami, tak mau lagi belajar mengaru
dan menyiang gulma di ladang stroberi kami.

Kalau kami dengar suara roket diluncurkan,
kami kira seorang anak kami telah merakit
dan meluncurkannya. Kami berharap roket itu
tidak menghantam ladang-ladang jeruk di tanah
subur di seberang batas sana, tanah kami juga.