: teguh dan hening
Dari Pekalongan, melintas rel kereta
Lurus saja bila tak ingin ke terminal  
Dari berseorangan akhirnya engkau berdua
Lurus. "Tapi jalan ini kan kian terjal.."
Kulihat tiga simpang, tiga lampu lalu lintas
Sebelum gedung di seberang rumah ibadah
Kukira semula itu bimbang, yang sempat melintas
Bukan, bukan, katamu, "lihat kami mulai langkah"
Dua arah jalan dari dan ke Kota Tegal 
Keduanya tidak menunjuk mana mata utara 
Dari dua keyakinan ke satu ingin yang tunggal 
Keduanya tidak lagi hanya menyebut satu nama 
Gedung itu ada di ruas jalan: Jalan Pemuda
Di mana kota itu, Pemalang nama tempatnya
Mendung menipis menepi, tak lagi mengabut dada
Di mana doa itu, "Di Sajakku kupanjatkan jua"