Saturday, March 22, 2008

Di Kafe Oh La La

       : bersama dia, dia dan dia.



KAMI berpacu dengan jalan Mahakota Jakarta
dan koki lelaki yang menyiapkan lasagna
menunggu dia yang mengaku officeboy tua

"Aku berutang enam cerita: java jazz,
negeri Belanda, hingga ayat-ayat Cinta."

Cepat sekali, ia telah lapar lagi, lalu
memesan kudapan bertudung roti, aku tak
tahu ia tadi memesannya dengan nama apa.

Kalau si paman datang, itu berarti hari
telah jadi pagi. Ia datang dengan ransel
(berisi meteran) dan celana setengah kaki.

"Jelas, bukan? Mana yang tuan seperti Tuan,
dan mana yang abdi seperti kami," kata kami.

"Ah, saja tjoema ingin bikin hidoep singkat
djadi nikmat, itoe poen bila ingat & sempat."