Monday, February 4, 2008

Sajak Dobby Fachrizal
tentang bendera dan angin, suatu siang

         :hah


(dan sang nabi mao pun bersabda:
kematian satu orang adalah sebuah tragedi
kematian satu juta orang hanyalah statistik)

di sebuah siang, tiba-tiba selarik angin
berhenti di sebuah halaman
dan meledakkan tawanya, hampir tak percaya
lalu bertanya kepada sehelai bendera

"mengapa kau tampak tolol begini rupa?"

bendera itu hanya terdiam,
kehilangan kata, tertunduk dan
sepertinya bersedih
lalu membatin: 7 hari begini, bisa-bisa aku jadi lap kaki

oh, tolonglah angin, bawa aku ke puncak lagi
bukan terlihat bodoh seperti di terik siang begini

apakah orang-orang di tanah itu lupa?
aku bukan hanya milik seorang pak tua
di istana cendana?

"jangan mengutuk!" kata sang angin
masih beruntung kau di tanah ini
apa jadinya bila kau adalah selembar kain
yang berlumur amis darah
di tanah timur tengah?
atau dicabik dan dikunyah
manusia srigala di gurun-gurun afrika?

"ya, aku tahu!" kata bendera lagi
tapi aku adalah sang saka
300 tahun dihujani mesiu
untuk dapat berkibar di puncak
bisa kau bayangkan film horor sepanjang itu?

ah, angin kau sama saja
mao, soeharto, sumanto


februari 2008