Sajak Hendrik Marsman
Mengenang Holandia
Aku melihat sungai-sungai membentang
meliuk menembusi, tak terbilang
hamparan, tanah yang merendah,
barisan pohon poplar
memarkahi kakilangit,
di sana nyaris tiada kutemukan kata 
tegak ringan bagai bulu hiasan;
dan kekal-mengekallah 
dalam keluasan
negeri petani - 
menyandar ke hamparan
desa-desa, riungan pepohonan,
penggal pucuk menara kecil  
gereja dan pohon elma
dalam rancangan kehijauan.
Udara menggantung rendah
dan matahari perlahan
tertutup dalam lembab kabut
mengelabu - menyeteru - membancuh
dan di setiap distrik
gemuruh suara air itu
bencana yang tak berakhiran itu
terdengar, mencekamkan.