3 Hal yang Sebenarnya Hendak Kusampaikan
Kalau Aku Bisa Singgah Ngobrol di Rumahmu 
: Selamat Ulang Tahun untuk Budi Darma
1. Aku akan bertanya apakah loteng di rumahmu 
disewakan untuk orang yang tak jelas alamat 
di KTP seperti aku. Jejakkucuma gema puisi. 
Terusir dari sepi ke sepi. Kulihat nyala terang 
di ruang tamumu, dan  suara ketik ketak 
huruf-huruf diberdayakan.  Singgah, aku segan. 
Aku sibuk menduga engkau sedang menulis kisah, 
kelanjutan tentang pria yang mencintai sepotong 
jalan. Di Bloomington. "Ah, tak mungkin. Tak 
mungkin aku betah dengan ketabahan yang sudah 
berpuluh tahun kau buktikan."
2. Aku mau mengajakmu jalan-jalan. Aku mau 
kisahkan, petualanganku dari buku ke buku, dari 
ragu ke ragu, dari lagu ke lagu, sesat di hutan 
pertanyaan yang entah sejak kapan merimbun dalam 
ingatan. "Mungkin sejak ada yang bilang, hei mengarang 
itu gampang, kan?" Dan sejak itu aku percaya, kalimat 
itu adalah sebuah karangan yang paling gampang,
untuk menipu orang yang tak punya kartu anggota 
perpustakaan, tak punya kartu lisensi menunggang 
kendaraan seperti aku ini. Tapi, aku kira kamu capek 
seharian berususan dengan kalimat-kalimat dengan 
dugaan-dugaan, dengan adegan-adegan. "Mungkin aku 
bisa saja mencari jawaban dalam percakapan-percakapan 
yang kau ciptakan."
3. Aku ingin bilang bahwa aku teknisi komputer gratisan. 
"Komputermu pernah juga rusak kan?" Kamu akan mengiyakan. 
Aku ingin tambahkan, bahwa virus di komputermu sudah 
parah tak ketolongan. Aku harus kerja semalaman. Padahal, 
ini cuma akal-akalan, Tuan. Aku ingin mencuri rancangan 
cerita. Aku ingin menculik tokoh-tokoh yang kau reka. 
"Tapi, ah aku takut bila kau ternyata lebih licik dari 
aku. Aku takut kau ringkus aku, cukup dengan sebuah kata 
dengan tulisan tanganmu."