Thursday, October 18, 2007

Diskusi Empat Buku Puisi di Utan Kayu

KOMUNITAS Utan Kayu mengundang Anda  untuk hadir dalam diskusi Empat Buku Puisi Terkini di Teater Utan Kayu (TUK) Selasa 30 Oktober 2007 pukul 19.00 WIB.

Acaranya: Diskusi EMPAT BUKU PUISI TERKINI
(Karya Iyut Fitra, Mardi Luhung, Mashuri, Zen Hae)

Pembicara: Arif Bagus Prasetyo & Kris Budiman Moderator: Akmal Nasery Basral.

Puisi Indonesia dewasa ini terus bergerak di antara kutub-kutub yang seakan tak berubah: antara kerumitan dan kesederhanaan ungkapan, antara kepekatan dan kejernihan imaji, antara karnaval dan kesunyian. Tentu saja para penyair tak serta-merta hanya bergerak ke salah satu kutub itu. Bahkan sejumlah penyair tampaknya menemukan semacam ramuan pribadi yang mencoba mempertemukan (atau menabrakkan) ekstrem-ekstrem yang berlawanan itu, atau mengolah berbagai anasir dari sumber-sumber yang kian beragam: dari tradisi kampung halaman hingga hiperrealitas dunia media, dari yang esoterik hingga yang pop, dari humor hingga horor.

Bagaimanakah hasilnya?

Tawaran estetik dan tematik apa sajayang telah diajukan oleh para penyair terkini? Akan melaju ke manakah kerja penciptaan puisi yang berlangsung dalam bahasa Indonesia hari ini? Pertanyaan-pertanya an ini penting dan menarik, tapi tentu memerlukan penyelidikan yang memadai untuk mendapatkan jawabnya. Setidaknya dengan mendiskusikan sejumlah buku puisi yang terbit belakangan ini, kita bisa beroleh sedikit gambaran tentang keadaan perpuisian Indonesia kini. Untuk itulah kami mengundang dua pembicara, Kris Budiman (peneliti dan kritikus sastra dari UGM) dan Arif Bagus Prasetyo (penyair dan esais), untuk membicarakan empat kumpulan puisi yang terbit belum lama ini. Kris Budiman akan membahas Musim Retak (Iyut Fitra) dan Ngaceng (Mashuri), sedangkan Arif Bagus Praseyo akan mengulas Ciuman Bibirku yang Kelabu (Mardi Luhung) dan Paus Merah Jambu (Zen Hae). Moderator diskusi ini Akmal Nasery Basral.

ARIF BAGUS PRASETYO lahir pada 30 September 1971. Aktif sebagai penulis dan kurator. Telah menghasilkan, antara lain, buku puisi Mahasukka, buku kritik sastra Epifenomenon dan buku kritik seni rupa Melampaui Rupa. Tinggal di Denpasar, Bali.

KRIS BUDIMAN  adalah penulis yang sudah bahagia dengan novel tipisnya, Lumbini (Yogyakarta: Jalasutra, 2006); mengajar antropologi dan semiotika di beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta.

***

BLOG ini membahas dua dari empat buku itu. Silakan klik, mungkin bisa jadi bekal pembanding sebelum mengikuti diskusi tersebut.



Mardi Luhung (Foto oleh Kinoe)

1. Aku Tersandung di Sajak Mardi Luhung



Iyut Fitra  (Foto oleh Kinoe)

2. Makam Tak Perlu Lagi, Makna Tak Harus Lagi