: Pakcik dan DTR
"ADA masalah dengan ginjalmu," kata teman kita kepadaku.
Aku memastikan bahwa sepatu di depan ruang rawat inap itu
adalah memang sepatumu. "Ya, itu sepatunya," kata sepatuku.
Aku lantas membuka sepatuku, dan kuletakkan di sebelah
sepatumu. Aku pergi musala dulu, salat dan mengambil wudhu.
Sewaktu berzikir sehabis sembahyang, di sebelahku ada seseorang
yang berdoa untuk keselamatan sepatu. Kukira itu adalah kamu.
Aku kembali menjemput sepatuku, dan kata sepatuku, sepatumu
sudah dijemput oleh seseorang. Aku kira ruang rawat inap itu kini
sudah kosong, ada perawat kulihat membereskan ranjang pasien itu.
Blog ini adalah daerah cagar, suaka bagi sajak-sajak, terjemahan, dan esai-esai Hasan Aspahani. Hal-ihwal yang pernah hilang dan ingin ia hapuskan.
Friday, June 29, 2007
Chairil Anwar menurut kesaksian Sobron Aidit
1. Chairil Anwar memang agak aneh orangnya. Badannya kurus, matanya merah, pembawaannya kasar, kalau ketawa ngakak keras sekali. Rambutnya tak pernah disisir rapi, berpakaian sangat sederhana. Tetapi daya bacanya luar biasa.
2. Chairil Anwar berbicara dengan "r" seperti orang Prancis menyebut "r". Dia biasa pulang ketika hari hampir jam 01.00 menjelang pagi. Dia tidur pakai tikar dengan sebuah bantal lalu bantal guling yang sudah agak butut.
3. Chairil Anwar punya pancaran mata yang selalu bersinar dengan api yang menyala-nyala, semangat yang selalu segar, banyak bacaannya, pandai serta cerdas.
4. Chairil Anwar suka "jahil-tangan" suka "maling kecil". Chairil terkena penyakit kleptomani, suka "nyuri kecil" yang menurutnya sendiri, hal itu bukanlah kejahatan pencurian.
5. Chairil Anwar terkadang dibenci kawan-kawannya, tapi selalu dirindukan apabila dia tidak pulang-pulang selama beberapa hari.
2. Chairil Anwar berbicara dengan "r" seperti orang Prancis menyebut "r". Dia biasa pulang ketika hari hampir jam 01.00 menjelang pagi. Dia tidur pakai tikar dengan sebuah bantal lalu bantal guling yang sudah agak butut.
3. Chairil Anwar punya pancaran mata yang selalu bersinar dengan api yang menyala-nyala, semangat yang selalu segar, banyak bacaannya, pandai serta cerdas.
4. Chairil Anwar suka "jahil-tangan" suka "maling kecil". Chairil terkena penyakit kleptomani, suka "nyuri kecil" yang menurutnya sendiri, hal itu bukanlah kejahatan pencurian.
5. Chairil Anwar terkadang dibenci kawan-kawannya, tapi selalu dirindukan apabila dia tidak pulang-pulang selama beberapa hari.
Thursday, June 28, 2007
[Ruang Renung # 216] Meraih Anugerah Nobel Sastra
Ini soal Anugerah Nobel Sastra . Saya pernah diskusi dengan Nurul F Huda, penulis produktif FLP yang kini sekeluarga menetap dan mengepakkan sayap organisasi penulis berjaringan luas itu di Batam.
"Kami menulis bukan untuk dapat Nobel," kata Nurul. Apakah ini mewakili FLP? Saya tak tahu. Ada yang bisa berdiskusi soal ini?
Lewat Wanofri Samri - dosen Sejarah Universitas Andalas yang juga sastrawan - yang baru saja saya dampingi penelitiannya di Batam, saya tahu, ada seorang sastrawan di Sumatera Barat yang meletakkan cita-citanya setinggi Nobel. Dia adalah Gus Tf (bila ia menulis sajak) dan Gus Tf Sakai (bila ia menulis prosa). Gus sejauh ini sudah meraih SEA Write Award dari Kerajaan Thailand. Dan pekerjaannya kini amat fokus pada satu hal: MENULIS.
Saya sendiri, karena mengagumi Pablo Neruda, peraih Nobel Sastra 1971 (tahun kelahiran saya), maka saya ingin seperti dia yang saya kagumi itu: meraih Nobel Sastra! Pablo Neruda mendapat energi itu dari gurunya Gabriella Mistral, penyair Chile yang juga meraih Nobel. []
"Kami menulis bukan untuk dapat Nobel," kata Nurul. Apakah ini mewakili FLP? Saya tak tahu. Ada yang bisa berdiskusi soal ini?
Lewat Wanofri Samri - dosen Sejarah Universitas Andalas yang juga sastrawan - yang baru saja saya dampingi penelitiannya di Batam, saya tahu, ada seorang sastrawan di Sumatera Barat yang meletakkan cita-citanya setinggi Nobel. Dia adalah Gus Tf (bila ia menulis sajak) dan Gus Tf Sakai (bila ia menulis prosa). Gus sejauh ini sudah meraih SEA Write Award dari Kerajaan Thailand. Dan pekerjaannya kini amat fokus pada satu hal: MENULIS.
Saya sendiri, karena mengagumi Pablo Neruda, peraih Nobel Sastra 1971 (tahun kelahiran saya), maka saya ingin seperti dia yang saya kagumi itu: meraih Nobel Sastra! Pablo Neruda mendapat energi itu dari gurunya Gabriella Mistral, penyair Chile yang juga meraih Nobel. []
Wednesday, June 27, 2007
Televisitis
JANGAN matikan televisiku,
aku sedang menonton diriku.
Keterangan:
- televisitis = penyakit jiwa, semacam ketergantungan yang ditimbulkan oleh kebiasaan atau kecanduan menonton televisi.
aku sedang menonton diriku.
Keterangan:
- televisitis = penyakit jiwa, semacam ketergantungan yang ditimbulkan oleh kebiasaan atau kecanduan menonton televisi.
Friday, June 22, 2007
Di Lembarmu, Melingkas Namaku
BILA segala semakin mengasing, aku membuka
lembar-lembar tubuhmu, melingkas namaku,
memastikan yang kau serukan itu, sebenarnya
adalah benar-benar aku: benar-benar aku-Mu.
Keterangan:
- lingkas : melingkas -- mencari makna kata di dalam kamus.
lembar-lembar tubuhmu, melingkas namaku,
memastikan yang kau serukan itu, sebenarnya
adalah benar-benar aku: benar-benar aku-Mu.
Keterangan:
- lingkas : melingkas -- mencari makna kata di dalam kamus.
Siapa Menuisikan Embun di Dedaunan Itu?
ADA yang ingin menemuimu semalam, dia Penyair Malam.
Tapi siapakah yang 'kan sampai hati memandar engkau?
Ia pergi langkah-selangkah, menuisikan embun di dedaunan.
Keterangan:
1. tuisi : menuisi -- menulis puisi.
2. pandar : terpandar -- terkejut lantas terbangun atau tersadar dari tidur.
Tapi siapakah yang 'kan sampai hati memandar engkau?
Ia pergi langkah-selangkah, menuisikan embun di dedaunan.
Keterangan:
1. tuisi : menuisi -- menulis puisi.
2. pandar : terpandar -- terkejut lantas terbangun atau tersadar dari tidur.
Saya Ingin Menciptakan Kata Saya Sendiri
Saya merasa kata-kata yang ada tidak cukup untuk puisi-puisi saya. Kemana saya mencari kata kata yang saya perlukan? Ke dalam kamus. Ternyata kamus juga tak menyediakan kata yang saya butuhkan itu. Sekarang, tak ada pilihan lagi, saya harus menciptakan kata sendiri.
Ya, saya harus menciptakan kata sendiri untuk keperluan puisi saya. Adakah larangan seseorang menciptakan kata sendiri? Tak ada. Baiklah, saya akan menciptakan kata yang saya perlukan, sejalan dengan puisi-puisi yang saya ciptakan, puisi yang membutuhkan kata itu. Baiklah, saya menyebut kata-kata yang akan saya ciptakan itu sebagai "cata". Calon kata. Ini kata pertama yang saya ciptakan dalam upaya menciptakan kata untuk puisi-puisi saya.
Saya memerlukan kata "tuisi". Maka saya ciptakan saja cata "tuisi", yang saya ciptakan dari frasa "tulis puisi". Itu kelak menjadi kata kerja. Jadi di puisi saya nanti, Tuan dan Puan akan menemukan kata "menuisi" yang artinya "menulis puisi", dan "dituisikan" yang berarti "dituliskan menjadi puisi".
Ya, saya tentu boleh berharap, kelak cata-cata yang saya ciptakan untuk puisi saya itu akan menjadi kata yang dipakai tidak hanya oleh saya, dan tidak hanya untuk puisi saya. Cata saya itu bila memang diperlukan, saya relakan menjadi kata yang saya sumbangkan untuk Bahasa Indonesia yang saya cintai. Saya kira itulah balas jasa saya atas bahasa negeri saya itu.
Kenapa saya tidak mengusulkannya ke lembaga resmi Balai Bahasa atau Pusat Bahasa? Ah, sudah ada ahli-ahli bahasa di sana, saya tak akan mengganggu kerja mereka. Tujuan saya yang utama sederhana saja, yaitu menyediakan kata untuk puisi saya.
Saya pun berharap kelak akan tersusun kamus cata-cata saya. Bila pun harapan-harapan saya itu tidak terkabul, setidaknya cata itu menjadi kata sekali dalam puisi yang saya ciptakan untuknya, puisi yang menjadi alasan saya untuk menciptakan cata itu sendiri.
21 Juni 2007
Hasan Aspahani
Ya, saya harus menciptakan kata sendiri untuk keperluan puisi saya. Adakah larangan seseorang menciptakan kata sendiri? Tak ada. Baiklah, saya akan menciptakan kata yang saya perlukan, sejalan dengan puisi-puisi yang saya ciptakan, puisi yang membutuhkan kata itu. Baiklah, saya menyebut kata-kata yang akan saya ciptakan itu sebagai "cata". Calon kata. Ini kata pertama yang saya ciptakan dalam upaya menciptakan kata untuk puisi-puisi saya.
Saya memerlukan kata "tuisi". Maka saya ciptakan saja cata "tuisi", yang saya ciptakan dari frasa "tulis puisi". Itu kelak menjadi kata kerja. Jadi di puisi saya nanti, Tuan dan Puan akan menemukan kata "menuisi" yang artinya "menulis puisi", dan "dituisikan" yang berarti "dituliskan menjadi puisi".
Ya, saya tentu boleh berharap, kelak cata-cata yang saya ciptakan untuk puisi saya itu akan menjadi kata yang dipakai tidak hanya oleh saya, dan tidak hanya untuk puisi saya. Cata saya itu bila memang diperlukan, saya relakan menjadi kata yang saya sumbangkan untuk Bahasa Indonesia yang saya cintai. Saya kira itulah balas jasa saya atas bahasa negeri saya itu.
Kenapa saya tidak mengusulkannya ke lembaga resmi Balai Bahasa atau Pusat Bahasa? Ah, sudah ada ahli-ahli bahasa di sana, saya tak akan mengganggu kerja mereka. Tujuan saya yang utama sederhana saja, yaitu menyediakan kata untuk puisi saya.
Saya pun berharap kelak akan tersusun kamus cata-cata saya. Bila pun harapan-harapan saya itu tidak terkabul, setidaknya cata itu menjadi kata sekali dalam puisi yang saya ciptakan untuknya, puisi yang menjadi alasan saya untuk menciptakan cata itu sendiri.
21 Juni 2007
Hasan Aspahani
KUCING GARONG
Di jendela
dia melihat wajah kucing garong
besar sekali
Dia dengar meongnya mirip suaranya
Eh, rupanya dia sedang berdiri
di depan cerminnya sendiri
dia melihat wajah kucing garong
besar sekali
Dia dengar meongnya mirip suaranya
Eh, rupanya dia sedang berdiri
di depan cerminnya sendiri
SAKIT PUISI
Aku sedang sakit puisi
bibirku kering tak bisa menyebut namamu
Aku ingin kau menjenguk dan mengecupku
jangan kau lepas kecupan itu,
sebelum aku bisa membisikan sesuatu ke bibirmu
bibirku kering tak bisa menyebut namamu
Aku ingin kau menjenguk dan mengecupku
jangan kau lepas kecupan itu,
sebelum aku bisa membisikan sesuatu ke bibirmu
MAU PERGI KEMANA?
Mau pergi ke mana?
Buat apa kau tahu?
Supaya saya bisa menunggu
dan menyambutmu di sana.
Buat apa kau tahu?
Supaya saya bisa menunggu
dan menyambutmu di sana.
Subscribe to:
Posts (Atom)